
KOMUNITAS AGROBISNIS KARANGASEM (KAK) MEMULIAKAN BUMI, MENCIPATAKAN PASIF INCOME DAN WARISAN UNTUK ANAK CUCU
Karangasem yang sebagian besar, sekitar 78 % wilayahnya merupakan lahan kering/ tegalan, yang mayoritas berisi tanaman/ pohon yang tidak produktif yg tidak menghasilkan dan juga sebagian merupakan kena dampak Gunung agung meletus , khususnya lokasi2 ex galian C setelah habis penambangan dicari pasirnya setelah habis pasirnya ditinggal begitu saja sehingga menimbukan kerusakan lingkungan. Lahah-lahan tersebut disamping milik Pribadi, banyak juga dimiiki oleh Kelompok/ Sekaa, Milik Banjar /Desa Adat, serta lahan2 milik Pemerintah. Dan juga banyak lahan2 Pertanian yang tidak terurus dan terkeola secara baik, hal tersebut disebabkan oleh pemiliknya yg tidak sempat menggarap atau tanah tersebut sudah ada Penggarapnya tetapi Penggarap/ Penyakap tersebut tidak menggarap lahan tsb scr serius, terkesan asal asalan.
“Karma Nevad Ni Adikaraste Ma Phaleshu Kada Chana,”
Kerjakanlah kewajibanmu dengan tidak menghitung-hitungkan akibatnya!”
“ Kalau bukan kita yang mendapatkan manfaatnya, maka anak-anak kita yang akan menerimanya. Kalau bukan anak-anak kita, maka cucu kita yang akan mendapatkan manfaatnya.
SDM ( Sumber Daya Manusia) dibidang Pertanian, sampai sekarang masih terkesan tidak dapat memberikan harapan Pendapatan yang memadai, terkesan kotor, kemiskinan dan tidak bergengsi. Tidak salah SDM dalam dunia Pertanian masih didominasi angkatan Tua dan mhn maaf dari tingkat pendidikan masih amat minim. Amat jarang anak muda punya cita2 dan mau terjun ke Dunia Pertanian, kalaupun mereka mau memilih kerja di Dunia Pertanian kalau bekerja / magang ke luar Negeri, dan setelah pulang tidak lagi mau menekuni/ terjun menjadi Petani. Dunia Pendidikan khususnya dulu ada sekolah Menengah Pertanian sekarng hampir sdh menghilang. Dunia Kampus / Universitas yang masih mempertahankan Fakultas Pertanian sepi peminat. Dan kalaupun ada Sarjana Lulusan Fakultas Pertanian, amat jarang yang mau terjun langsung menggeluti Pertanian. Mayoritas menjadi PNS atau bekerja di sektor bukan Dunia pertanian.







Permasalahan Sampah masih menjadi Momok dan Permasalah Krusial yang harus dapat penanganan secara Komprehensif, dengan mengoptimalkan TPS3R yang ada, Depo Sampah dan TPA .
Yang menjadi Perhatian juga dari Komunitas Agribisnis Karangasem (KAK), adalah masalah Persampahan yang sampai sekarang menjadi persoalan yang serius terhadap Lingkungan termasuk dari kebersihan , keasrian dan kesehatan termasuk dampak pencemaran baik sungai, perairan dan laut termasuk sampah2 plastik banyak yang sudah masuk ke Tegalan atau dibuang ke Parit/ Got/ aliran sungai. Padahal sudah ada Peraturan, Undang2, Pergub Bali, Dan Perbup Karangasem. Untuk itu KAK ( Komunitas Agrobsnis Karangasem) melalui My Bibit Indonesia sudah melakukan kerjasama dalam hal pemanfaatan sampah Organik dan rencana untuk pemanfaatan Kompos yang ada di TPST Palasan Tumbu, dan nantinya juga akan menyasar ke TPST desa 2 lain termasuk TPA Butus melalui pendekatan dengan Desa Dinas dan Desa Adat

Gerakan Komunitas Agribisnis Karangasem ,Budi Daya Tanaman Buah Premium, salah satunya Alpukat Unggul dan Durian seperti musangking dan Duri Hitam, menyasar lahan2 yang tidak terkeola secara Produktif, baik dari Jenis Tanaman yang dipilih, Pembibitan, Cara Tanam dan Pemeliharaan serta yg amat sensitif dalam hal Pasar. Keanggotaan Komunitas KAK, dengan Kelembagaan Organisasi dimulai dari Karangasem, yang nantinya akan merambah, memperluas Jaringan dan Komunitas ke luar Karangasem, bermitra dengan My Bibit Indonesia.
Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan kebijakan bagaimana Produk Lokal Bali salah satunya Pertanian dan Peternakan bisa terserap dalam melengkapi kebutuhan Pariwisata. Tentu hal ini bukan perkara mudah bagi Petani dan Peternak Lokal, akibat dari Persyaratan dan ketentuannya Product tersebut harus memenuhi standar Konsumsi Pariwisata, mutu, Volume dan ketepatan waktu dan Ramah Lingkungan/ Organik. Dalam hal ini Komunitas Agrobisnis KAranagsem (KAK) yang bermitra dengan My Bibit Indonesia
Pada prinsipnya, Komunitas Agrobisnis Karangasem (KAK) Dengan Kolaborasi, Sinergi dan Berkelanjutan dengan prinsip Gotong Royong. Pertanian ramah lingkungan, menciptakan. BudidayaProduk Buah Premium ,Membangun Skema“Dari Hulu Ke Hilir” dalam suatu ekosistem, Membangun Skema“Dari Hulu Ke Hilir” dalam suatu ekosistem, terjadinyaEconomic Sharing dengan Pola Kemitraan,Kolaborasi, Sinergi dan Berkelanjutan, Budi Daya Ramah Lingkungan, memanfaatkan Kompos Organik dari TPST/TPS3R dan Membangun sumber daya Petani Unggul yang Kreatif, Inovatif dan Adaptif

Strategi , Sosialisasi, Edukasi dan Action ( Not Action , Talk Only) Sosialisasi dengan Pemilik Lahan , Pelaku dan Pemerintah melalui KAK (Komunitas Agrobisnis Karangasem) dengan My Bibit , mengajak Komunitas untuk bersatu antara Pembibit, Budi Daya dan Penjualan menjadi Satu Gerakan dalam suatu Komunitas sehingga antara Petani/ Tukang Pembibit, Petani Budi daya dan Penjual berkolaborasi dan Sinergi dengan Prinsip Gotong royong dan Transparan. Dan itu semua nantinya akan diatur dalam Profit Sharing dalam Program “ KEMITRAAN”

Salah Satu Kerjasama Kemitraan yang telah disepakati dan mulai dikerjakan Kemitraan antara My Bibit dengan Petani/ Pemilik Lahan yang difasilitasi oleh KOMUNITAS AGROBISNIS KARANGASEM (KAK) di Desa Bukit Catu , Manggis Karangasem.
Amlapura Juli 2023
KAK ( Komunitas Agribisnis Karangasem )
Komang Sugiarta
Kontak: 085238616311