Obrolan dari Ibu ibu yang umum masih terdengar, ketika berjumpa di jalan, atau di tempat Umum, dalam obrolannya lumrah dimulai dari , Apa sudah punya anak??, Berapa anaknya..?? ,anak ibu kuliah dimana…? dan Fakultas dan Jurusannya apa ..…???, dilanjutkan lagi , kalau nanti sudah lulus kuliah menjadi Sarjana akan kerja dimana ???. Begitu teman ngobrolnya bilang Anaknya Kuliah di Fakultas Pertanian atau Peternakan. Lantas ditimpali dengan memberikan Saran yang kelihatan amat serius dan sungguh2, Kalau sudah Tamat Sarjana jangan nanti balik Ke Desa dan jangan menjadi Petani….!!!!, sayang sudah jauh2 kuliah dan sudah keluar biaya yang banyak, kemudian dilanjutkan lagi obrolannya , coba ibu bayangkan saya yang sudah lahir di Desa, sampai sekarang hidupnya begini2 saja, tidak ada perobahan, padahal suami saya memiliki Lahan yang cukup luas lebih dari 1 Ha, warisan Tetua Leluhur dahulu, ternyata hasilnya segitu segitu saja, syukur suami saya kerja di Proyek sebagai Pekerja yang dapat upah harian yang bisa menghidupi keluarga kami. Dulunya kami kerjakan sendiri karena hasilnya hanya seberapa akhirnya kami serahkan kepadaPenyakap / Penggarap.
Lantas kalau sudah diserahkan kepada Penggarap/ Penyakap apakah persoalan sudah selesai ..??? Apakah lahan tersebut sudah dirurs dengan baik….???, bagaimana pembagian Hasilnya …???, ternyata bagian hasil untuk Pemilik Lahannya seadanya saja, bahkan terjadi Penurunan pendapatan. Kenapa bisa seperti itu …???, ternyata Penggarap tersebut setelah dapat tanah garapan, tidak seperti yang diharapkan. Justru bukan serius menggarap lahan dengan serius , apalagi setelah menggarap lahan tersebut, membuat rumah semi Permanen untuk keluarganya, alasannya untuk memdahkan pengawasan dan merawat kebun. Akhrnya kembali ke Lap Top… Ada Penggarap ujung2 nya buat rumah hanya untuk ditinggali saja, ada keluarga, istri bahkan anak2 dari Penggarap tersebut tidak ada yang mau bekerja di kebun, di lahan tersebut,ada kerja buruh proyek, kerja di toko. Dan ujung2 nya begitu ada tanaman yang berbuah,atu hasil kebun lainnya mereka sendiri yang duluan mencari, sedangkan Pemilik Lahannya tidak kebagian apa2. kalaupun kebagian hanya dapat sebagian kecil saja, Hal ini amat banyak terjadi.
Bentuk Dukungan Pak Bupati Menorehkan Tanda Tangan pada Piagam Ini, Trimakasih….!!!
Dukungan Pak Bupati, Pak Wakil, Pak Sekda, dan Kepala OPD kepada Komunitas Agro Karanagsem, dalam memberikan informasi, edukasi dan action langsung di Lapangan.
Cerita Petani Penggarap yang telah memiliki Lahan Garapan, bukannya mengerjakan Lahan Garapannya dengan sungguh-sungguh, malahan garapan lahan tersebut seadanya saja, dan ujung2nya kesehariannya meburuh di proyek atau harian Lepas. Dan ketika ada yang tanya kenapa Kebunnya tidak diurus dengan baik…?, ternyata jawabannya kalau kebun ini saja yang saya urus dimana saya dapat makan..???, Ditambahkan lagi sama Penggarap Lahan ini merupakan Lahan Tegalan yang tidak ada saluran Irigasi, Ujung-ujungnya Penggarap tegalan tersebut hanya sebagai siasat untuk buat untuk tempat tinggal. Dan mereka memelihara kebun tersebut seadanya saja, dan membiarkan rumputnya tumbuh , sebagai makanan ternak bagi Ternak SI Penggarap/ Penyakap dan bahkan ada berapa Penggarap memelihara Burung Dara dengan jumlah yang lumayan untuk bisa diadu diterbangkan di udara. Wah…wah… tentunya masih banyak cerita lainnya yang membuat gregetan .
Kalau sudah mindset Penggarap dan Etos Kerja seperti itu, lantas apa yang akan diharapkan dari Hasil Lahan yang telah ada Penggarap/ Penyakapnya …???, makanya tidak salah Pola Tanamnya maunya Tumpang sari akhirnya menjadi Tumpang tindih, dan nampak Kebun/ Tegalan tersebut seperti tidak ada yang mengurus atau mengelola. Hukum Alam berlaku, Kalau boleh mungkin Ibu Pertiwi/ Alam menyesal, dengan bahasa Alamnya aku hanya akan menghasilkan buah kepada manusia yang mau bersungguh2 memelihara, dengan memberikan pupuk dan merawat tanaman dengan baik, pasti hasilnya akan bagus. Ujungnya karena kesabaran Pemilik Lahan sudah habis, karena sudah tidak mungkin memberdayakan Penyakap, akhirnya mengambil jalan Pintas atau Ngambul…. Klo sudah begini lebih baik Lahan tersebut saya Jual ….!!!
Melihat seperti itu bagaimana Anak-anak Muda tertarik untuk bekerja menjadi Petani, akhirnya kebanyakan keluar Daerah, yang lagi masuk/ kuliah, khususnya anak2 muda setelah Tamat kebanyakan , ingin bekerja di Kota, melamar kerja jadi PNS, atau kerja di Swasta khususnya di Sektor Pariwisata bahkan yang lagi trend bekerja / magang keluar Negeri.
Ironis memang , “seperti ayam bertelur di Lumbung, mati kelaparan” betapa kita amat bodoh, padahal ada makanan sekitar kita yang kalau menyadari dan ada ilmu serta niat dan kemauan pasti ada jalan . Seperti Ungkapan, “Selalu melihat Rumput Tetangga lebih Hijau”
Salah satu Bentuk Informasi melalui Pameran untuk mengenalkan dan edukasi Masyarakat, untuk bisa memanfaatkan Kompos dengan Kelola sampah dirumahnya untuk Menanam Alpukat Yang Produktif.
Mengingat akan hal tersebut diatas, ditambah banyaknya Lahan2 Tidur Yg Tidak terurus atau tdk terkelola dg baik, bahkan yg dianggap lahan marginal bisa menghasilkan Pendapatan/ Penghasilan. Yang merupakan lahan Tegalan, lahan2 ex galian C , akhirnya Komunitas Agrobisnis Karangasem (KAK), berkolaborasi dengan My Bibit dan TPST.3R ( Tempat Pengolahan Sampah) yang ada disetiap Desa membuat Program KEMITRAAN Atau Program Mandiri dengan tujuan Membuat Petani Sejahtera, bersama Komunitas Agrobisnis Karangasem (KAK) Kolaborasi Dengan My Bibit Indonesia , menciptakan Pendapatan dan sebagai Pasif Income. Untuk persiapan Hari Tua dan Anak Cucu, dengan pertimbangan juga setelah habis masa Kontrak, Tanahnya masih, kebun sudah terkelola bagus dan menghasilkan .
SALAH SATU BENTUK KEMITRAAN YANG DITAWARKAN MY BIBIT DENGAN KOMUNITAS AGROBISNIS KARANGASEM (KAK)
Cerita diatas adalah gambaran Umum, yang kebetulan Penulis mengalami, berdasarkan pengalaman tersebut, saatnya kita harus berubah menata diri, apa yang diwariskan atau tanah yang dimilik terbengkalai dan tidak terurus dengan baik. Spt Pepatah Ada setetes Air di Padang Gersang.
Yang Punya permasalahan mirip spt diatas, dan Perlu Informasi lebih lanjut silahkan hubungi Nmr wa : 085238616311.
Kontributor :
Komang Sugiarta
Team My Bibit Indonesia.
085238616311