DIpanggil   Arif, seorang Putra Karangasem masih muda, seorang yang pekerja serius sering tampak kurang enak, kurang pas kalau dibilang jawa  dan berkali2 Arif menyampaikan saya orang karangasem, putra dari bapak Darsono mantan pensiunan BLK (Balai Latihan Kerja) Karangasem, yang mana dari sisi ekonomi  ukuran orang kebanyakan termasuk ya lumayan Sukses.

Dari apa yang sudah dilakukan oleh Arif, kalau orang tidak paham dianggap hanya seorang Perongsok, yang kebetulan saat belum ketemu dengan Team dari TPST. Palasan Tumbu, pengambilannya lebih menekankan pada Pengambilan Sampah Kardus dari Toko2 atau Pasar yang ada di Jalan gajah Mada, Kesatrian dan Kota amlapura bahkan sampai luar Kota termasuk Sraya Timur. Disamping Kardus juga diambi berupa sampah plastik gelasan, botol dan material rongsok lainnya. Disamping Toko2, warung dan Pasar, juga melayani berapa Sekolah dan Kantor2 yang ada di Seputaran Amlapura.

Awal Ketemu dengan Arif, sekitar awal Juni, Sampah plastik yang sudah terkumpul di TPST.3R Palasan Tumbu, lebih dari dua bulan tidak diambil sama Mitra yang diajak kerjasama, setelah dihubungi ternyata pihak mitra mengatakan tidak bisa lagi mengambil sampah plastiknya, dengan berapa alasan. Akhirnya diskusi dengan Pk Mekel Tumbu Oki Lerianto, sepakat untuk cari Rekanan Mitra lain yang mau dan punya tujuan yang sama untuk bisa bermitra mengambil sampah plastik di TPST.3R Palasan Tumbu, tidak hanya rongsok dan plastik Gelasan khususnya kresek2 pembungkus. Dan akhirnya ketemu Arif lewat bapaknya Pak Darsono  melalui Info dari DLHKP Karangasem Bu Murni, trimakasih ya, pihak DLHKP telah membantu memberikan Informasi.

Pengalaman Arif di Lapangan, Namanya persaingan dengan para Perongsok Sempat diisukan bahwa harga yang diambil Arif, harga kardusnya kemurahan, dijanjikan harga yang lebih Tinggi ,  akhirnya berapa Konsumennya beralih kepada yang lain. Dan Ternyata tidak berselang lama Arif dihubungi kembali sama langganannya agar bisa diambil kembali , dan sempat mengeluh kenapa hasil penjualannya lebih sedikit padahal harga yang ditawarkan Harga per kilo lebih Tinggi, ternyata dan sudah menjadi rahasia umum bahwa Perongsok umumnya untuk mendapat rongsok menempuh jalan2 yg tidak fair, dengan iming2 memberikan harga yang lebih tinggi , tetapi timbangannya sudah diakalin. Lain hanya klo  orang bali,kalau berani tidak jujur/ bohong  takut kena karma phala.

Dan perlu diketahui sesungguhnya jam terbang arif dalam hal menekuni usaha dalam hal rongsok sudah dibilang cukup lama, bahkan dari dalam kandungan ibu nya sudah mengajarkannya, makanya tidak heran, sekarang tampak begitu cekatan usaha dibidangnya. Dan pertimbangan lain juga karena tempatnya termasuk dalam Kota yang telah memiliki Gudang rongsok yang cukup besar dan Lokasi yang cukup luas ditambah lagi truck2 besar bisa langsung masuk ke Gudangnya, dan aman dari komplain Lingkungan.

Sesungguhnya persoalan  dalam Pengelolaan Sampah berpedoman sesuai dengan Pergub Bali dan Perbup Karangasem yang  berprinsip  pada Pengelolaan Sampah berbasis sumber, Konsep dan idenya bagus , tetapi pelaksanaan di Lapangan tidak berjalan bagus, karena logikanya masyarakat disuruh memilah sampah, setelah sampah terpilah dengan baik, sampah hasil Pilahannya yang memiliki nilai Ekonomis tidak diperhitungkan. Amat Masuk diakal, akhirnya masyarakat berpikir ngapaian Susah-susah pilah sampah, kalau hasil pilahannya tidak dihargai. Klo dihargai minimal untuk membayar Iuran Sampah/ iuran Kebersihan Lingkungan yang dipungut oleh Lingkungan/ Desanya karena ada Perdes atau Perda yang mengatur. Dan perlu disadari Secara kasat mata dalam kehidupan ini juga selalu berlaku Hukum dualitas spt persoalan diatas , sekarang yang sudah memilah sampah di Rumahnya dengan bagus tidak dihargai, dan hal tersebut salah satu kegagalan dalam mengelola sampah berbasis Sumber. Padahal dengan adanya reward sampah yang terpilah khususnya sampah Non Organik oleh Pengelola sampah , baik di TPST 3R, Di Depo, hal ini akan memunculkan setiap rumah tangga untuk lebih termotivasi dalam Memilah sampah bagi anggota Keluarga termasuk Anak2.

Dan Pengalaman  TPST.3R Palasan Tumbu  untuk sampah Plastik  Bermitra dengan Arif dan untukberikutnya nanti bisa dikembangkan Bank sampah di Desa Tumbu khusus menangani sampah Non Organik, khususnya Sampah Plastik. Dan Kebetulan Gerakan Arif dan TPST.3R Palasan Tumbu didukung disuport  Oleh Eco Bali  dalam hal Penanganan sampah Plastik khususnya kresek2.

Dan kalau jujur kita akui bahwa sekarang keberadaan sampah Plastik, dimana2 merupakan persoalan serius, ada yang masih membuang di Tegalan2 kosong , di saluran air, sungai , tentu hal ini merupakan hal yang amat serius, padahal kita mempunyai ajaran yang adiluhung Tri Hita Karana, dan Program Nangun Sat Kerthi Loka Bali dalam hal Lingkungan Khususnya sampah pastik…., seberapakah sudah terlaksana di Lapangan ….?????

Untuk hal diatas Bagi Pengelola TPST/TPS.3R , Pak Mekel,  Jero Bendesa atau Kelian Banjar khusus  di Wilayah  Karangasem yang ada persoalan dalam Pengelolaan Sampah, khususnya sampah Plastik Kresek yang dalam pengelolaannya bisa disenergikan dengan Arif dalam hal Sampah Plastik dan lainnya (Non Organik), sedangkan yang Pengelolaan sampah Organik bisa disenergikan dengan Program My Bibit Indonesia dan Komunitas Agrobisnis Karangasem (KAK) dalam hal Budi daya Alpukat Import dan buah2an Premium

Ingin Info Lebih Detail silahkan Kontak kami  : 085238616311

Karma Nevad Ni Adikaraste Ma Phaleshu Kada Chana,”

Kerjakanlah kewajibanmu dengan tidak menghitung-hitungkan akibatnya!”
“ Kalau bukan kita yang mendapatkan manfaatnya, maka anak-anak kita yang akan menerimanya. Kalau bukan anak-anak kita, maka cucu kita yang akan mendapatkan manfaatnya.

Amlapura Juli 2023

Kontributor Komang Sugiarta.

Hp/wa: 085238616311

ARIF,  PUTRA KARANGASEM , PEKERJA SAMPAH   BERMITRA DENGAN TPST.3R PALASAN TUMBU, MENGGARAP SAMPAH NON ORGANIK DAN  PLASTIK  KHUSUSNYA KRESEK
Kirim Pesan
1
Perlu Info Klik
Hallo, apa yg bisa dibantu