Pengalaman Pemerintah terdahulu dalam memberikan bantuan Bibit Tanaman Buah kepada Masyarakat, umumnya tidak berdasarkan kondisi riil di Lapangan, Apa yang memang dibutuhkan Masyarakat, jenis / Varietas Bibit  dan tidak tahu sumber Bibit apakah bibitnya asli atau bukan. Apalagi yang tidak terpikirkan setelah dibagikan, bagaimana Pendampingan Penanaman dan Pemeliharaannya termasuk jika sudah  menghasilkan buah siapa yang akan membeli…. ? atau kemana akan dijual…???.  Disaat ada Pengadaan Bibit tanaman, yang paling krusial tiba2 muncul Rekanan yang tidak tahu ihwal Tanaman termasuk bibit apalagi Teknik Budi dayanya. Dan ujungnya Rekanan tersebut tidak memiliki Kebun bibit sendiri, umumnya Rekanan tersebut membeli dari Petani Pembibit yang tentunya keaslian bibit dan mutunya tidak diketahui Persis, dan sering yang diadakan adalah bibit buah yang langsung dari bijinya yang tentunya berbeda jauh jika Bibit tersebut adalah merupakan Sambung pucuk dengan Entries sambungan Batang Atas yang sudah pasti jenis/ varietasnya dan umur dari pohon indukan tersebut.

Kalaupun sebagian besar wilayah Desa Tumbu, khususnya yang termasuk Lingkungan Tumbu Kaler, Palasan Tumbu masih merupakan lahan Tegalan, yang hampir sebagian besar belum terkelola dengan baik, dikerjakan seadanya oleh Penyakap/ Pemeti dengan bagi hasil. yang tanamannya hampir tidak menghasilkan optimal, karena jenis tanaman yang ditanam tidak memperhitungkan aspek pasar, ditanam seadanya, shg menghasilkan hasil buah yang tidak punya kualitas yang bagus. Termasuk pemiliknya atau Tuan tanahnya sepertinya membiarkan lahan tersebut, karena terngiang kata2 Penggarap , tidak ada air, sulit air, air hanya ada saat musim Hujan, dan segudang alasan lainnya yang membuat si Tuan Tanah tidak mau berdebat sama Penggarap.

Anak-anak Muda yang ada di Desa dengan melihat situasi yang lahan2 tegalan sepertinya terisi tanaman yang tidak produktif kebanyakan keluar Daerah yang lagi masuk/ kuliah, dan rata2 seperti anak2 muda kebanyakan didalam dirinya, ingin bekerja di Kota mungkin ada yang melamar PNS, atau kerja di Pariwisata  tidak ada niat bekerja. Dan jangan salahkan apabila anak2 muda di Desa banyak yang berkeinginan untuk bekerja atau ikut Program magang di Luar Negeri termasuk kerja di Kapal Pesiar.

Model Budi Daya Alpukat Pola Kemitraan Desa dengan Masyarakat :

Program ini muncul dari Pak Mekel Tumbu, Oky Lerianto, setelah berdiskusi dengan Pendamping TPST.3R Tumbu, mengingat diTPST sudah diproduksi Kompos, alangkah baiknya kalau Kompos yang dihasilkan bisa untuk digunakan mensuport Tanaman di  lahan Petani.

Diawal bibit disediakan oleh Desa yang mana bibit sudah diadakan Oleh Mitra Kerja Desa yaitu My Bibit Indonesia, yang dihendel langsung oleh Bos Utamanya yaitu Bpk Beny Ariawan Riangsa, sebagai jaminan  yang jelas  keaslian mutu dan kualitasnya bibit tanaman , ditambah lagi kalau ada yang mati tentunya pihak My Bibit yang akan mengganti.

Kolaborasi dengan Mahasiswa KKN UNUD Th. 2023.

Dalam pelaksanaan penyiapan Pemeliharaan bibit Alpukat dan Jambu, masalah Lokasi bibit sekarang ditaruh di Lokasi sebelah TPST.3R Palasan Tumbu, yang sengaja didatangkan bibit kecil yang akan dipindahkan ke Polibag Besar untuk Persiapan Pembagian Penanaman  bibit tahun 2024. Untuk kegiatan ini Pak Mekel Tumbu Oky Arianto melibatkan Mahasiswa KKN untuk terjun langsung di Lokasi Tempat Pembibitan dengan arahan dari My Bibit Indonesia Pak Beny Ariawan Riangsa, teknik pencampuran media kompos dan menaruh serta memindahkan bibit ke Polibag yang lebih besar.

Dan  Mahasiswa UNUD yang KKN mendapatkan pembekalan Ilmu Agrobisnis Budi daya Alpukat-jambu , sehingga wawasan Mahasiswa menjadi terbuka, betapa angka2  nya amat menjanjikan, apalagi serius dibudidayakan pada Areal yang lebih Luas. Untuk beragrobisnis tidak perlu memiliki tanah, bisa dengan kontrak /sewa , atau alternatif lain melalui kerjasama / Kemitraan.

Adapun jenis bibit yang diadakan adalah  antara lain dari Jenis2 Jambu:  Jambu King Rose  70 pohon, Jambu Bajang Leang  70 Pohon, Jambu Citra  70 Pohon, Jambu Cincalo  24 Pohon, Jambu Khojok  75 Pohon , Jambu Dalhari  50 Pohon, Jambu Deli Hijau   70 Pohon, Jambu Diamond  70 Pohon, semuanya  500 bibit, sedangkan untuk Bibit Alpukat : Alpukat Super T-Rek 100 Bibit, Alpukat Red Vietnam   100 Bibit, Alpukat Markus   100 bibit, Alpukat Miki   200 bibit ,   Jumlah Bibit 500 pohon.

Pembagian Bibit  Pendampingan Dan Pasar:

Sasaran nantinya diutamakan Masyarakat yang ikut dalam kelompok, apakah kelompok Tani, Subak , ataupun kelompok ibu2, atau Seka Truna  untuk memudahkan  Pengawasan dan Pendampingan  yg mana  Satu KK  dapat bagian dan menanam 4 pohon ( 2 Bibit alpukat dn 2 Bibit Jambu ), Sasaran Petani/ Masyarakat yang diberikan bibit tentunya yang paling dasar punya tempat untuk menanam ( di Pekarangan Rumah atau Tegalan). dan menyanggupi kesediaan untuk perawatan pohon, pemupukan dan pemeliharaan lainnya dilakukan oleh anggota keluarga. 

Pendampingan untuk Petani/ masyarakat yang mendapatkan bibit, dalam hal Penanaman, Pemeliharaan Tanaman dilakukan oleh Team Rumah Bibit,TPST 3R Palasan Tumbu, yang diperkuat oleh Team Komunitas Agrobisnis Karangasem, sedangkan untuk Pemasaran nantinya akan di backup oleh My Bibit dan Bumdes.

Optimalisasi lahan pekarangan yang dikembangkan adalah dengan pengembangan tanaman buah Alpukat. Pemilihan varietas, pendampingan teknis, pelatihan budidaya, akses pasar (Mou penjualan) dan dukungan Pemerintah Desa (BUMDES) menjadi komponen keberhasilan program ini.

TESTIMONI VIDEO  BERKEBUN ALPUKAT RUMAHAN

Kalkulasi  Perhitungan  Ekonomi :

Dengan Volume jumlah 1000 bibit ( 500 alpukat dan 500 Jambu , kalau ditanam dihamparan kira2 dibutuhkan Lahan  sekitar 3 Ha. Gambaran tersebut  Desa Tumbu sesungguhnya kedepannya sudah ada investasi dan Pemberdayaan Masyarakat. Untuk biaya tenaga kerja tidak masuk komponen biaya investasi, karena sudah dikerjakan langsung oleh Masyarakatnya secara langsung. Untuk Pendanaan bibitnya sudah diadakan oleh Desa (Desa Investasi Bibit)  dan pupuknya nanti berupa Kompos Super akan diadakan dari TPST.3R. dan secara bertahap nantinya sampah2 Organik tidak usah dibawa ke TPST, cukup dibuat Kompos diRumah skala rumah tangga dengan bag Komposter untuk memupuk tanaman yang ditanam di rumah. Peran BUMDES/Pemerintah Desa masuk. Bisa dihitung sebagai modal BUMDES, yang nanti petani akan menggantinya dengan buah/hasil panen saat sudah berbuah. Lhah, khan  pohon alpukat lama berbuahnya. Ya betul, dengan bibit kecil, bisa jadi 4 tahun baru akan panen. Tetapi melakukan hal besar sekarang untuk perubahan besar pula 4 tahun mendatang adalah hal yang tidak sia-sia jika semuanya dipersiapkan dengan baik.

Kalkulasi :

Dari tabel dibawah dibuat Analisa Pembiayaan dan Pendapatan, perkembangan sepuluh tahun kedepan nya.

Penyajian tabel dan Kalkulasi diatas sangat visible dan konkret berdasarkan pengalaman dan ada Testimoni dari Pohon alpukat yang ada di Pekarangan Rumahnya Pak Beni Ariangsa dibelakang Terminal Kota Amlapura, menunjukkan betapa Budi daya Alpukat di Pekarangan amat menjanjikan,  dan apabila mulai dari Pekarangan telah berhasil tentu bisa budi daya alpukat di Lahan yang lebih Luas bisa dengan Mandiri atau Kemitraan.

Kemudian dengan adanya pendamping dan Mitra Kerja, amat memungkinkan kedepannya  BUMDES bisa mengambil Peran dalam hal menampung hasil Panen dari Produksi masyarakat setempat dan disalurkan kerjasama dengan Mitra yaitu My Bibit Indonesia.j

Budi daya alpukat di pekarangan rumah petani. Bagi yang belum tahu  detail komoditas alpukat jenis Import mungkin ada yang berkomentar, atau bahkan mencemooh, tetapi semua itu harus dilalui dan dilewati Hal baik, program baik hanya akan diakui jika sudah dikerjakan dan sesuai apa yang diproyeksikan. , dari Testimoni dari Bapak Beni yang sudah tanam di rumahnya di Belakang Terminal Amlapura, dari apa yang mereka sudah hasilkan dari  alpukat Super Boom yang ditanam tiga tahun silam dan sudah mulai berbuah setahun lalu dengan cerita seperti  VIDEO diatas.

Dari Proses Penanaman Alpukat dengan skala Rumah tangga, apabila nanti telah memiliki ilmu dan prakteknya di Lapangan, kalau ingin mengembangkan kepada hal yang lebih besar yang akan ditanam di Lahan 2 yang lebih luas Kenapa tidak …!!!!

Kontributor :

Team My Bibit Indonesia

Komang Sugiarta

085238616311

 

Budi daya Agrobisnis Tanaman Alpukat Import dan Jambu Unggul Di Pekarangan, memanfaatkan Kompos TPST.3R . Mendukung  Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber di Desa Tumbu.
Kirim Pesan
1
Perlu Info Klik
Hallo, apa yg bisa dibantu